Mohon tunggu...
Firdaus Abdullah
Firdaus Abdullah Mohon Tunggu... -

PNS pada BKPM sebagai Widyaiswara Pusdiklat BKPM Alumni Universitas Gajah Mada Fak Sospol Jurusan Administrasi Negara tahun 1978, dan Alumni SMA Neg III Yogyakarta tahun 1973.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Runtuhnya Kesombongan

9 November 2011   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:53 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masa kekuasan ditangan seisi dunia kecil dihadapan mu

Masa kekayaan ditangan seisi dunia menjadi miliki mu

Masa harta dunia tertumpuk ditangan semua miskin dihadapan mu

Masa dunia kiamat semua hancur lembur tak punya arti dan makna

Kekuasaan pemberian Tuhan saat Dia mengambil kembali tak satu mampu mencegah

Kekayaan pemberian Tuhan saat Dia menarik ke tanganNYA tak satu tangan mampu menghadang

Kehadiran harta pemberian Tuhan yang diamanah sementara sebelum habis waktunya

Kekuasaan, kekayaan dan harta hanyalah fatamurgana saat panas hilang semua lenyap dari pandangan

Kenapa merasa sombong saat berkuasa karena waktu engkau lahir kau bukan siapa siapa

Kenapa merasa angkuh saat berharta karena waktu engkau lahir kau tak punya apa apa

Kenapa mesti tertawan dengan harta dan tahta karena semuanya sirna simakan waktu

Kenapa merasa sombong dan angkuh dengan harta dan tahta karena saat kembali menghadapnya semua tinggal didunia

Sebelum terlambat gunakan harta mu dijalan kebaikan

Sebelum terlambat gunakan harta mu di jalan kebajikan

Sebelum terlambat berikan harta mu membahagiakan orang miskin dan dhuafa

Sebelum terlambat runtuhkan kesombongan karena harta dan tahta dan ketuk pintu Rachmat Tuhan supaya engkau meninggal khusnul khotimah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun