Desa Pujungan, 10 Desember 2024-Pertanian organik memiliki peran krusial dalam mitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca dan pelestarian sumber daya alam. Minyak atsiri, dengan nilai tambah yang tinggi dan potensi pasar yang luas, menjadi komoditas unggulan dalam sistem pertanian organik. Pemilihan Laksmi Farm sebagai lokasi studi tiru sangat relevan karena pengalaman sukses mereka dalam menerapkan pertanian organik berbasis minyak atsiri di dataran tinggi. Dengan mengadaptasi model pertanian ini ke lahan kering, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, dan memberikan nilai tambah bagi petani.
Kunjungan studi tiru ini bertujuan mempelajari teknik budidaya organik tanaman nilam secara mendalam, mengamati proses penyulingan minyak atsiri, dan memahami sistem pengelolaan pertanian berkelanjutan di Laksmi Farm. Melalui studi tiru dan adaptasi ini, Yayasan Kemas mengembangkan model budidaya Kenanga jenis yilang-yilang dan tanaman serai yang sesuai dengan kondisi lahan di Nusa Penida, serta membangun jaringan kerjasama sebagai pemenuhan target capaian tersedianya mitra pasar.
Â
Hubungan Pertanian Organik Berbasis Minyak Atsiri dengan Mitigasi Perubahan Iklim
Pertanian organik yang dilakukan di Lakmi Farm oleh Nyoman Suma Arta berkontribusi signifikan dalam mitigasi perubahan iklim melalui berbagai mekanisme alami. Praktik pertanian organik mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Sebagai gantinya, digunakan pupuk organik dan pengelolaan tanah secara alami yang meningkatkan kemampuan tanah menyerap karbon. Pertanian organik yang dibudidayakan merupakan pertanian integrasi yang sesuai dengan habitat dataran tinggi dan memberikan dampak penyerapan karbon dioksida.
Kopi jenis arabika, nilam, pohon murbai, alpukat, gamal dan jenis rerumputan terbentang di Laksmi Farm seluas 12 ha. Biji kopi dan minyak atsiri dari tanaman nilam diolah dan diekspor langsung ke luar negeri. Tidak hanya itu, berbagai olahan yang membuat nilai tambah juga dilakukannya secara kreatif dan santifik. Kulit biji kopi diolah menjadi minuman kelas elit seperti wine dan beer dengan cita rasa khas. Laksmi Farm juga membudidayakan kambing pengandaran sebanyak 80 ekor kambing dibuatkan kandang dan diberikan pakan campuran daun gamal, lamtoro, dan rerumputan seperti odot dan rumput gajah yang dipotong halus dengan mesin.
Minyak atsiri juga menawarkan manfaat ekonomi dan ekologi yang saling mendukung. Limbah tanaman penghasil minyak atsiri, kohe dan kencing kambing dapat diolah menjadi kompos sehingga mengurangi limbah organik dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Dengan demikian, pertanian ini tidak hanya berfokus pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada petani dan masyarakat lokal. Pendekatan holistik ini tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan alam secara keseluruhan.
Laksmi Farm telah berhasil membuka akses ke pasar internasional untuk produk minyak atsiri organik yang dihasilkan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani lokal, tetapi juga mendorong penerapan standar pertanian berkelanjutan yang diakui secara global. Dengan jaringan pasar yang luas, Laksmi Farm menjadi model bagaimana produk lokal yang ramah lingkungan dapat bersaing di tingkat global.
Kendala dan yang Ditemukan dalam Proses Studi Tiru dan Adaptasi