Air merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, dampak perubahan iklim semakin memperparah ketersediaan air di wilayah dengan topografi kering dan berbatu, seperti di kawasan karst Nusa Penida. Di daerah ini, akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan besar.
Meskipun sudah ada sumber air yang dikelola institusi resmi, air bersih belum menjangkau setiap rumah tangga. Warga masih harus membeli air dengan harga mahal atau bergantung pada cubang, yaitu penadah air hujan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, memasak, bahkan untuk pertanian dan peternakan.
Wilayah Teba dan Watas, yang merupakan bagian dari Desa Tanglad, menjadi salah satu wilayah dengan tantangan terberat. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 kepala keluarga, kedua wilayah ini sama sekali tidak terhubung dengan sistem penyediaan air bersih desa induk.Â
Warga harus membeli air atau menunggu hujan untuk mengisi cubang. Hal ini semakin sulit mengingat curah hujan yang rendah dan sumber daya air yang terbatas.
Langkah Inovatif untuk Solusi Air Bersih
Melihat kondisi ini, Yayasan Kedai Masyarakat menginisiasi sebuah penelitian untuk memetakan potensi air bawah tanah di wilayah Teba dan Watas. Penelitian ini bertujuan Memperoleh data informasi dan peta yang komprehensif terkait ketersediaan sumber air bawah tanah sebagai acuan dalam merancang solusi penyediaan air bersih.
Tujuan Penelitian:
- Menghasilkan peta dan data komprehensif terkait potensi air bawah tanah di kedua wilayah tersebut.
- Menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pemerintah desa dan pihak terkait untuk menyusun rencana penyediaan sumber air alternatif.
Metode dan Hasil yang Diharapkan
Kegiatan ini menggunakan metode geolistrik, yang merupakan teknik survei bawah tanah untuk mendeteksi keberadaan dan lokasi sumber air. Dengan pemetaan ini, diharapkan akan tersedia laporan yang memuat penampang, gambar, dan data detail kondisi air bawah tanah di wilayah tersebut.
Hasil dari penelitian ini diharapkan tidak hanya menjadi panduan teknis, tetapi juga memberikan harapan bagi masyarakat di wilayah Teba dan Watas dalam menghadapi krisis air bersih.
Penelitian ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Kedai Masyarakat dengan Persada Cipta Pesona, penelitian ini rencananya dilaksankan selama tiga hari yang dimulai pada Rabu, 20 Nopember 2024.Â
Dengan adanya data ini, langkah berikutnya adalah mencari dukungan untuk implementasi solusi nyata yang dapat memberikan akses air bersih bagi seluruh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H