Mohon tunggu...
Kedaiborong Mart
Kedaiborong Mart Mohon Tunggu... -

Pernah mengajar di pembelajaran ilmu al quran University Kebangsaan Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setya Novanto dan Ironi Politik Negeri Kita

14 Desember 2017   22:26 Diperbarui: 15 Desember 2017   15:44 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sumber pluit.com

Memang tidak mudah untuk kita percaya begitu saja, tapi kita harus sedikit berpikir kesamping. Begitu banyak yang mengaku pejuang dan begitu banyak yang jadi pecundang. Sekian lama kita merdeka namun sekian lama pula hiruk pikuk negeri ini tidak pernah adem ayem. Beragam bentuk tragedi dan pemerkosaan hak-hak manusia yang dianggap biasa, befitu banyak jenaka, terlalu pedih untuk kita terangkan semua di baris laman yang singkat dan sempit ini. Hingga hari ini kasus demi kasus seakan tak kunjung henti. 

Betapa banyak penista dan pembohong meraja lela, mencabik nurani, mencerai berai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari sudut potongan kecil tulis ini, kugambarkan keresahan, kegelisahan dari hati yang paling perih. Samapai detik ini kebejatan moral begitu sah dilangggar, pemimpin tidak bisa lagi dipercaya, politik dan demokrasi hanyalah kain kusam yang rapuh untuk disulam kembali. 

Tidak bisa diandalkan, tidak bisa dipercaya. Entah apakah demokrasi itu yang tercela ataukah orang-orangnya yang terhina. Kubaca setiap sudut berita, paparan media setiap hari kasus korupsi yang terlihat, wajah-wajah yang sayu seakan tak bersalah. Mereka menggrogoti hak rakyat demi kepuasan nafsu terhina. Bingung ya,,, aku bingung sampai-sampai beri judul tulisan ini pun bingung. 

Setiap hari kudengar orang-orang mengutuk korupsi dan setiap hari pula kulihat wajah-wajah koruptor tertangkap. Terakhir ini, pak Novanto. Yang konon katanya tidak bersalah di prapradilan sebelumnya, tapi bukti dikuatkan lagi. Akhirnya pak Nov diadili kembali. Entahlah siapa lagi beberapa bulan kedepan, atau esok lusa nanti para koruptor tertangkap tangan. Politik negeri ini seakan-akan kekuasaan tempat orang mencari kekayaan, glamor dan kemegahan. Jika ini yang selalu terjadi sulit rasanya untuk menjadi negara maju karena korupsi itu penghalang palin besar untuk kebangkitan sebuah negara. 

Hanya ada setitik harapan dalam kemelut ini, mungkin kita bisa mulai dari hal yang paling kecil. Untuk selalu menyematkan kejujuran dalam diri disetap kita dan generasi. Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, kantor dan dimanapun kita berada. Saya rasa pendidikan otak kanan perlu diutamakan. Biar generasi pemimpin selanjutnya faham arti perasaan, malu dan rasa bertanggung jawab. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun