Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyum Sang Koruptor

5 September 2014   07:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Kamu pikir aku jerih dengan kukuh sepak terjangmu itu?

Tidak!

Meski kamu ringkus kolegaku satu persatu ke dalam bui

Aku tak mundur sejengkal jemari pun karenanya

(2)

Kuberitahukan padamu dengan teriakan lantang

Aku akan tetap korupsi tahu!

Jangan takjub,

Tidak kah kamu paham rengkuh tanganmu hanya sejengkal?

(3)

Sesungguhnya aku berada sangat dekat dengan cakar tajam mu

Kita sering bertukar senyum

Akupun tahu pasti balasan senyum mu itu hambar nian

Tapi, kamu tak berdaya menjangkauku bukan?

(4)

Aku koruptor sejati,

Tak terlintas di benakku untuk stop menggarong fulus negeri

Aku tak takut pada kukuh sepak terjangmu itu

Karena kutahu pasti, rengkuh tanganmu itu hanya sejengkal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun