Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Secawan Ingin

7 April 2015   08:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)
Menyeruput secawan ingin kala waktu menjuntai
Membiar segala denyut melingkup
Menikmati secawan kopi hangat dan sepinggan nafsu
Meraut pasti langkah pagi yang terjerembab
(2)
Menjeda’ semua sekat yang memberhala
Menyongsong derai air gunung yang berpacu di pancuran bambu
Melukis matahari dengan senyum damai pedati
Menitipkan butiran cinta yang tersesat
(3)
Ah, secawan ingin telah membuncah
Menjadi inai bening yang mengindahkan jemari lentik ayumu
Kamu telah merupa penuh dalam secawan inginku
Membiar segala denyut hasratku yang melingkup di sepinggan nafsu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun