Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Asap

2 Maret 2014   14:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Pagi ini aku butuh secangkir asap,

Teman dudukku menghadapi keheningan waktuku yang berkabut

Sapa hari, telah sedari tadi mengetuk jendela hasratku

Namun bayang senyummu masih saja tak hendak beringsut

(2)

Pagi ini aku butuh secangkir asap,

Kuingin menghirupnya sendirian tanpa hadirnya sesiapa, tidak juga kamu

Meski kutahu betapa penantian kasihmu begitu rindunya berlabuh

Kupahami itu lewat gemerisiknya sunyi yang tersibak

(3)

Pagi ini aku butuh secangkir asap,

Sebagai penghangat kerinduan cinta lainku yang pernah tertumpah

Biarkan kumenghirup candunya sepuasnya, tanpa sesiapa

Sebagai teman dudukku menghadapi keheningan waktuku yang berkabut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun