Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Menguak Pintu Ramadhan dengan Iqro-Nya

4 Juni 2016   08:38 Diperbarui: 4 Juni 2016   15:02 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Baiturrahman, simbol Provinsi Serambi Mekah (kfk.kompas.com/Deep Water)

(1)

Ramadhan itu berpintu-pintu tak berbilang jumlahnya

Seperti betul membilang deburan ombak di pantai karang

Terdapat begitu banyak pintu yang sama coraknya

Pintu itu terkuak sendirinya bersama gulir putaran waktu

(2)

Pintu ramadhan yang membilang terkuak sendirinya

Senantiasa menyuguhkan asupan lezat hidang keduniawian

Hingar mewah ritual seolah nan berulang setiap ramadhan tiba  

Selepasnya, deburan ombak beronak kembali menerpa  

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun