Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Penumpang Terakhir

17 Mei 2015   11:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)
Kursi cinta itu hanya diduduki sunyi
Biasanya, kicau gurau canda memancar penuh di sana
Menghadirkan senyum damai yang tumbuh
Membasuh semua gelimang penat
(2)
Perjalanan kali ini berasa nian hambar
Seperti penumpang terakhir saja layaknya menghambur desak
Menyapu tatap jalanan lengang sendirian
Seolah menghitung gurat perca yang terputus
(3)
Kadang deru cemburu mengintai diantara lengah
Mencubit ruang sejuk yang tlah terbangun
Meracaukan sumbang kesetiaan petang pada lenguh waktu
Ach, semestinya perjalanan ini tanpa menetas asa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun