Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalijodo Usai

27 Februari 2016   22:04 Diperbarui: 27 Februari 2016   23:54 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)
Dulu sekali, sepasang rakit bambu menepi dijernih alir kali angke
Dua sejoli berkulit putih serta bergaun merah saling berpagut tatap
Di bawah tarian kerindangan pepohonan, mereka melabuhkan kasih
Gemericik lelarian air membasuh kaki telanjang hari yang lerai

(2)
Alir waktu kiranya berlari begitu cepat dipermukaan kali angke
Kali angke nan rindang kini lebih dikenal sebagai kalijodo yang kelam
Rakit-rakit bambu seketika berjejalan menjadi gubuk-gubuk cinta
Seringai genit kupu penggoda hinggap disetiap tatapan tangkai nakal

(3)
Sepasang rakit bambu, kejernihan kali angke hanya tinggal kenangan
Tiada lagi dua sejoli berkulit putih dan bergaun merah berpagut tatap
Seringai genit kupu penggoda dan sengat kumbang jantanpun sirna
Kalijodo kini, menghanyut dikesepian kali agke yang senyap menikam

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun