Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendang Tanah Asal

4 Januari 2015   21:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Gunung-gunung menjulang bernyanyi riang tentang tanah asal

Senandung rindunya berdesir pada lembah-lembah hijau

Burung-burung lempipit membawa pesan itu di paruh mungilnya

Mereka memantulkan nya diantara orang-orangan sawah

(2)

Dendang tentang tanah asal senantiasa berkumandang jernih

Ia mengalir bening di sela ngarai yang ditingkahi hujan

Suara biola buluh-buluh bambu berkesiur indah diantara huma

Lenguh kerbau pedati menambah kerinduan pada tanah asal

(3)

Sayap-sayap cinta tiba-tiba tumbuh diantara pematang sawah

Hamparan padi-padi yang menghijau perlahan menguning

Mereka berdendang riang tentang kerinduan pada tanah asal

Menggoda pinggul kehidupan kaum marjinal di pelosok sunyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun