Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tujuh Hari Nan Tak Kunjung Usai

26 Mei 2024   21:09 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tujuh Hari Nan Tak Kunjung Usai

 

 

Kenapa masih menunggu ..
Apa nan dinanti?
Bukankah yang tlah dilukis onak tak kan pernah menutup luka
Jangan berisik lagi tentang andaikan  

Apa lagi yang masih bersisa?
Bukankah buliran air mata itu telah menjadi se-onggok batu
Usah lagi melambungkan tanya tinggi-tinggi
Biarkan waktu yang mencatat segala senda-gurau itu!

Ayo beringsut pergi
Pejamkan saja mata-mata basah itu dan kembalilah tersenyum
Esok nanti waktu pasti akan mematut janji
Tentang bilangan hari-hari yang kiranya telah sengaja dibunuh mati.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun