Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Bulat Bulan Hariku Tumpah

25 April 2024   09:42 Diperbarui: 25 April 2024   09:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Bulat Bulan Hariku Tumpah

Sebentar lagi bulan membulat
Kalender berjalan akan menutup mata
Dia mengurai eja catatan satu bulan
Tentang beras, gula, garam dan berbagai bawang

Pada bulan yang membulat itu
Hari-hari silamku tumpah mengering
Dia menggenangi sesa'at genggam nominal yang basah
Tentang kantong ini yang tambal-sulam

Sebentar lagi bulanku membulat
Seperti bulan-bulan silam,
Langkah ini kembali akan mengeja nafas
Tentang beras, gula, garam dan berbagai bawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun