Kisah 7 Batang Pisang
Tujuh batang pisang putri menyapa pagiku
Rimbun tubuhnya menghijau menghias pandang
Dua batang menjulang diantaranya: berbuah!
Jantungnya yang merah ramah menjuntai tanah
Pagi masih memekat diselimuti kabut asap, ketika
Pak Udin datang dengan peralatan tebasnya
Sebulan sekali beliau bertugas merapikan halaman
Dua puluh menit kemudian halaman-pun rapi Â
Namun seketika ada yang berbeda dengan pisangku
Hanya lima batang pisang puteriku yang tersisa
Kiranya dua batang yang tengah berbuah telah rubuh
Kata pak Udin, istriku yang telah memotongnya
Â
Isteriku yang berbenah kamar segera kuhampiri, Â
Kenapa dua batang pisang yang berbuah muda ditebas?
"Terlalu rimbun ayah", jawab isteriku sambil senyum
Kiranya, kami berbeda definisi tentang kerimbunan ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H