Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Peluru dan Cinta

12 Oktober 2023   09:12 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Peluru dan Cinta

Bumi manusia yang damai luka menganga terbakar luka
Bangunan dan rumah-rumah hunian luluh lantak merata tanah
Asap angkara dan mesiu nafsu berkobar membakar angkasa
Tubuh-tubuh tak berdaya bergelimpangan menyabung nyawa 

Atas nama cinta ujarnya, peluru memuntahkan nafsu pralaya
Tanah yang damai lalu dikorbankan memenuhi ambisi berkuasa
Sesungguhnya kesucian cinta tidaklah membutuhkan peluru
Namun kenapa atas sama cinta pula peluru dimanipulasi ambisi

Bumi manusia sesungguhnya adalah nirwana yang dihampar cinta
Berbagai kenikmatan surgawi melimpah disiapkan sang maha semesta
Keindahan gunung, hamparan keaneka-ragaman, itulah anugerah
Namun kenapa atas nama cinta katanya, peluru memusnahkan segala!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun