Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kemarau Darah

9 Oktober 2023   21:35 Diperbarui: 9 Oktober 2023   21:51 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarau Darah

Kemarau membungkus langit
Menggulung habis sisa bukit nan berembun
Dedaun menua mematah ranting
Waktu yang terbit seakan jatuh meranggas

Kemarau begitu erat menyayat
Seperti berlaksa sembilu melukai langit
Semilir angin yang biasanya mampir-pun pergi
Kegerahan mengelupas diantara nafas

Kemarau membungkus langit
Mungkinkah dia tengah mengalirkan pesan semesta?
Tentang betapa mudahnya amarah pecah
Menikam hasrat kasih yang kukuh  memberhala!   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun