Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Musim Api

1 Oktober 2023   18:44 Diperbarui: 1 Oktober 2023   18:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim Api

Jalanan, gedung-gedung, kebun-kebun, juga pulau
Rumahnya para hati yang dahaga kuasa-pun tak luput
Api membara kiranya tengah meliar menjuntai lidah
Hawanya yang panas membakar langit-langit hari

Entah kemana perginya kerindangan sejuk pohonan
Rumah pulangnya kumpulan burung-burung bondol
Tempat bersandarnya embun ketika pagi menyapa
Keman pula berlalu pergi senyum tulus yang damai?

Hari-hari belakangan ini pohon-pohon berbuah api
Burung-burung tak kuasa hinggap dijuntaian ranting
Disegala tatap menuju api membara liar memburu
Mungkinkah kalender yang tlah menua penyebabnya?

kota batu, awal oktober 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun