Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Merdeka

17 Agustus 2023   18:35 Diperbarui: 17 Agustus 2023   18:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merdeka

Pa, Merdeka!
Teriak gadis kecilku lantang di telingaku
Ya nak, Merdeka!
Ucapku tak kalah nyaringnya, aku-pun spontan bersitatap hangat dengan isteriku tercinta

Usiamu lima tahun
Di kedua tanganmu yang mungil masih tergenggam bendera merah putih kecil
Kamu mencengkeramnya erat dalam balutan lidi
Pa, tadi aku menang balapan kelereng di dalam sendok, ucapmu bangga

Ketika perayaan hari kemerdeka'an seperti hari ini,
Sama halnya dengan tahun-tahun peringatan peraya'an hari merdeka sebelumnya
Aku selalu saja merasa sedih, karena
Segenap upayaku untuk memerdekakan ekonomi keluarga dengan hidup yang layak belum berhasil kuwujudkan

Pa, Merdeka!
Tiba-tiba buah hatiku tersayang kembali meneriakkan kata merdeka di telingaku
Ya nak, Merdeka jawabku sambil memeluknya hangat, rapat
Nak, hari-hari ke depan ayah janji akan berupaya lebih keras lagi untuk kita benar-benar, merdeka!

kota batu, 170923/78

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun