Mata Bibir
Cengkeraman tangan itu melemah
Uratnya yang putih memucat
Berupaya bersandar pada senyap
Memeluk mata bola yang sembunyi
Luka menganga di ruang segala
Dinding memajang fiksi-fiksi
Terdapat bertumpuk buku di meja
Halamannya cabik berayap Â
Damai hanyalah menggaduh ramai
Tubuh kini telah terburai, usai
Segalanya telah menjadi mata bibir
Buah beracun dalam sumpah!
kota fajar berkabut, 140823
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!