Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Buih

11 Juli 2023   17:42 Diperbarui: 11 Juli 2023   17:55 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Buih

Buih-buih itu pelan-pelan menggembung
Membentuk riak-riak kecil semula membulat
Berkumpul saling bersesakan merupa balon
Memenuhi ruang publik sekehendak ingin 

Kadang buih-buih itu merupa warna-warna
Seperti bendera berbaris laiknya menjejak jalan
Merayu mendayu-dayu dengan senyum entah
Berupaya merajut janji-janji yang taklah berisi

Buih-buih itu perlahan-lahan menggembung
Berdesakan dengan sampah dan lampu jalanan
Memenuhi ruang publik sekehendaknya mau
Nanti buih-buih itu berkeliaran melahap masa   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun