Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lampu

29 Juni 2023   18:32 Diperbarui: 29 Juni 2023   18:39 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Lampu

Mati lampu
Lagi
Begitu acap terjadi sewaktu-waktu
Lagi dan lagi

Di kamarku
Lagi-lagi mati lampu
Segera periksa stop kontaknya, terburu
Posisi mestinya nyala

Mati lampu
Kamarku gelap gulita
Kali ini, mencoba
Berbaik sangka mendamaikan fikir dan hati

Segera ambil tangga
Memutar bola lampunya hati-hati
Tanggal belinya setahun lalu
Bukan salah listrik yang suka nyala-mati, berarti

Mati lampu
Tak mengapa, biasa saja
Beli lampu yang baru, tak usah lagi menggerutu
Yang penting kini hati ini, selalu menyala

selamat idul kurban 1444H, maaf lahir dan bathin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun