Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: 10 Dzulhijjah

28 Juni 2023   11:37 Diperbarui: 28 Juni 2023   11:42 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: 10 Dzulhijjah

(1)
Esok, 10 Dzulhijjah mulai mengintip terburu
Wajahnya bulir menguning padi
Menggoda sangat di langit-langit lidah umat yang telah pasrah
Hari ini sepertinya menjadi kian terburu-buru, ingin
Bersegera, menyongsong musim sucinya diri

(2)
Nun jauh di sana di tanah suci Makah al Mukaromah
Takbir berkumandang tiada hentinya
Meninggikan setinggi-tingginya, Kebesaran Ilahi yang tak berbatas
Langit-langit dunia luruh bergetar karenanya
Semesta tunduk, runduk patuh ..

(3)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah
Allah Maha Besar, Segala Puji bagi-Nya

Halaman-halaman diri yang disaput kabut gelap iri dengki kini telah terkelupas suci
Segenap Kemulia'an mendominasi ruang dan waktu diri dan semesta dalam limpahan kasih sayang-Nya
Hilang musnah segala kebencian sesama yang selama ini kiranya telah lekat memberhala

selamat hari raya kurban, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun