Puisi: Mang Pudin
Sepasang kaki tanpa alas itu sungguh taklah muda lagi
Terdapat guratan keriput di anak-anak betisnya yang kecil
Kulitnya yang mulai menua setia menangkap waktu ..
Berlarian dan berlompatan lincah diantara laju bus akap
Membincanginya hangat disela perhentian nan sekejap
Kutemukan bening jiwa yang mencurah ikhlas di matanya
Diantara jejeran tahu-tahu bungkus dan kerupuk kering,
Mang Pudin menyapaku ramah dengan senyum yang tulus
Sepasang kaki tanpa alas itu sungguh taklah muda lagi
Dua orang anak dan seorang isteri bernaung erat di betisnya
Tak kutemukan raut sengsara dalam sejuk kedua tatapnya
Deru bus akap tergelincir pergi ketika kusadari: hatiku nyeri
pada suatu ketika di sesaknya perhentian hari, 25 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H