Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kolong Tol

23 Juni 2023   13:10 Diperbarui: 23 Juni 2023   13:16 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Kolong Tol

Sejengkal saja merangkak turun menghujam bumi
Di bawah hiruk jakarta yang sibuk
Sekelompok anak kecil tampak lelarian bermain petak umpet di halaman semak jalan setapak
Bertelanjangkan dada mereka beradu tawa

Sekelompok anak kecil itu mentertawakan ibu kota
Ibu mereka yang abai akan kasih sayang
Sementara ayah dan ibu kandung mereka berjibaku mendorong gerobak reot menapak hari
Berkubangkan sampah jakarta yang kukuh menatap angkuh  

Sejengkal saja merangkak turun menghujam bumi
Membentang lorong-lorong kumuh di bawah kolong tol yang gelap dan pengap
Terdapat bersekat-sekat kamar-kamar triplek kusam dan bau,
Rumah indah bagi sekelompok anak-anak kecil itu menceritakan tentang mimpi-mpimpi indah mereka yang entah, ketika mereka terlelap cinta 

negeri yg entah, 23 juni 2023  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun