Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Antri

3 Juni 2023   14:38 Diperbarui: 3 Juni 2023   14:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Antri

Jarum jam berputar di atas mangkok
Hari tengah meninggi
Terik matahari berhenti pada jejeran lauk-pauk dan rendang sapi, ada
Gulai sayur nangka yang menggoda
Ada goreng kering ikan nila dan sambal lado, juga tersedia
Telur dadar yang mengusik selera
Rumah makan minang itu sangat sederhana, tanpa papan nama
Berada persis di pojokan ruko, berhadapan dengan jalan raya kecil yang ramai
Dari dalam kabin angkot pandangku bersambung
Terdapat antrian pelanggan yang tampak sabar mengular, masing-masing
Asyik dengan henpon-nya menunggu giliran pelayanan

Jarum jam berputar cepat di atas mangkok
Terik matahari perlahan pergi
Meninggalkanku, tenggelam sendirian dalam antrian panjang yang terputus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun