Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu yang Berlumut

30 Mei 2023   10:52 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:57 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu yang Berlumut

Batu-batu jalanan segalanya berlumut, pada
Langkah harap ini yang tak putusnya berliku
Separuh nafas ini berasa telah tertinggal, di
Pangkal muasalnya asa nan menoreh terbata

Dari jauhnya rengkuh kulukis doa, penanda
Segala penuju ikhtiar masih baik-baik saja
Kadang luka penat bertubi jatuh terjerembab
Mungkin penanda langkah diri mesti rehat

Batu-batu jalanan masih menghampar lumut
Bahkan separuh nafas ini lekang karenanya
Berasa sangat jalanan waktu bak tak berujung  
Padahal nafas yang kueja telah kian menua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun