Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Larung Gar

13 Mei 2023   10:47 Diperbarui: 13 Mei 2023   10:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Larung Gar

Dodrupchen Rinpoche menatap tulus dalam retretnya, di- iringi,

Senyum Nyingma lama Khyabje Khenchen Jigme Phuntsok nan sejuk, turun membasuh Lembah Sertar yang damai

Para Biksu dan Biksuni tampak khusuk dalam doa-doa agung, sementara

Kyabje Khenchen Jigme Phuntsok melarut sunyi tenggelam dalam meditasi suci

Warna warni cinta merah jingga memenuhi ketinggian kepasrahan puji   

Bukit-bukit batu dan gunung-gunung yang menjulang menjadi saksi para penghamba kepada Sang maha nan Esa 

Dunia nafsu dengan segala keriuhannya tunduk runduk dalam segenap cinta dan kasih

Menapak dalam kesunyian diri waktu yang bernafas seakan berhenti berdetak

Larung Gar, satu masa pada suatu waktu ketika kesadaran keilahian insan itu tumpah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun