Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mural

18 April 2023   19:19 Diperbarui: 18 April 2023   19:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyum lebar lebaran 'tlah tergelincir di penghujung mata, dia
Berkedip tergesa menoleh pada ramadhan yang kan segera pulang
Bulan syawal kini mulai condong ke timur memburu langkah
Menangkap kuntum-kuntum kemenangan yang kian bermekaran

Kemacetan jalanan mengular melilit waktu yang deras berpacu
Deretan pengemis dengan karung rombeng berjajar mengais asa
Jalan raya telah menjadi mata air baru bagi orang-orang yang lalai
Guratan lelah tak tampak di wajah-wajah mereka itu yang masai

Bibir waktu terlihat seakan bergetar di penantiannya yang tergesa
Kaki-kaki mungil dengan sepatu baru, ramai membayangi langit
Berbagai koper dan bertumpuk oleh-oleh, jatuh membebani bumi
Deru knalpot dan hingar suara klakson, penuh menjejali hari

Lebaran segera tiba dengan segala tawa yang membungkus penat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun