Seorang bocah lelaki kecil berlarian kian-kemari, dia
Hilir mudik kebingungan tak tentu arah tujuan pergi
Pada tangan kanannya tampak segenggam tanah merah
Dan di tangan kirinya dia membawa sebotol air hitam
Tanah di genggaman-nya kini tak lagi dapat ditanam
Keserakahan penyebab tanah itu memerah gersang pecah
Air yang dibawanya-pun kotor dipenuhi barisan kuman
Segala yang bernyawa tak kuasa untuk mereguknya, tiba
Di atas komplek pekuburan sang bocah berhenti berlari
Sang bocah-pun menuang air hitamnya di atas tanah merah,
Lalu, menghempaskannya diantara jajaran batu-batu nisan