Dirgahayu Negeriku
(1)
Peringatan hari kemerdekaan baru saja berlalu, istana negarapun riuh bergoyang menerbangkan lagu cinta. Semarak merdeka mengibarkan semangat Indonesia Raya bergema di seantero negeri. Kemeriahan itu mewarnai gang rakyat, rt, lapangan terbuka, juga gedung-gedung perkantoran dengan dihiasi berbagai pesta lomba dan musik penyerta, semuanya mengkristal indah bak puisi.
(2)
Namun disebalik itu meski telah 77 tahun merdeka, negeri ini masih menyembunyikan kabut pekat persoalan yang menghantui. Semisal korupsi dan kolusi yang meraja, pengangguran yang membubung, kemiskinan yang erat mencengkeram, serta sekeranjang masalah sosial lainnya. Ini baru sekelumit kegelisahan saja yang potretnya teramat panjang ketika dipajang di bumi pertiwi tercinta. Derai air mata wong cilik begitu mendominasi.
(3)
Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing 77 tahun silam itu, telah menyerta begitu banyak berkahNya. Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa bangsa ini bersatu padu dalam keinginan yang luhur dengan Kebineka'an yang beraneka ragamnya menjadi satu bangsa: Indonesia, Menuju masyarakat adil dan makmur sentosa dalam bingkai spriritual yang sama, berKetuhanan Yang Maha Esa.
(4)
Jika saja, bangsa ini telah benar-benar merdeka dari berbagai persoalan yang menghantui di atas, maka merdeka yang sesungguhnya bukan lagi hanya menjadi slogan belaka.
''Aku Ingin meMerdekakan Jika''. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI