Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memerahnya Langit Duren Tiga

13 Juli 2022   23:31 Diperbarui: 13 Juli 2022   23:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba terdengar rentetan gaduh seperti suara mercon menyeruak kaki langit yang mulai memerah

Lalu disebalik waktu yang merangkak pelan itu jatuh bergelimpang sesosok tubuh kekar diam-diam

Tak ada sesuatu langkahpun yang berlari datang menghampiri berupaya menangkap tanya karenanya

Sore memang terkadang suka berbagi cerita misteri tentang keasyikan bermain game online, keisengan suara mercon yang mencolek tanya dan nikmatnya menyeruput secangkir hangat kopi arabika yang ranum di atas langit duren tiga  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun