Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tangkap!

2 Mei 2015   08:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Salah saya apa pak, saya kok ditangkap?

Bapak harus menjelaskan duduk permasalahannya pak

Jangan main tangkap begini ..

Tak ada jawaban, hanya berondongan tatap amarah yang singgah

(2)

Di sebuah ruang tanya pengap saya dihempaskan

Pada semua sudutnya yang sunyi saya temukan onggokan waktu mati terbunuh

Tak ada siapa-siapa menyapa

Hanya desakan dengus nafas nan disesaki api kesumat yang hadir menyala

(3)

Sebongkah tanya kenapa tak jua beringsut jawab

Berharap pada sekedar secercah senyum tulus menyapa adalah asa sia-sia belaka

Memori ingatanku kini hanya menyisakan satu kata perintah berkuasa,

Tangkap!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun