Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenapa Senyummu Seperti Sampah?

14 Januari 2014   06:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Sejatinya senyum itu indah, dia adalah cahaya hati

Senyum ditakdirkan untuk menyebarkan damai di bumi

Senyum membuat benci yang membuncah berubah menjadi rindu

Karena senyuman kekasih yang cemburu menjadi pemaaf

(2)

Tapi kenapa senyummu itu berbeda?

Senyum yang kau pancarkan membuat dunia menjadi murung

Sebaran damai akibat senyuman tak berlaku buatmu

Kenapa senyummuitu seolah berubah menjadi sampah?

(3)

Tentu ada yang salah dengan senyummu,

Mungkinkah kamu terlalu sering tersenyum di kamar gelap?

Berbisik-bisik tentang pat-gulipat melipat uang rakyat

Jika benar, pantas saja senyummu itu bau seperti sampah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun