(1)
Kabut lagi cemberut,
Dirautnya semua yang terlihat dimatanya setajam pensil
Lalu dilukisnya wajah langit tanpa koma
Semaunya
(2)
Langit teduh itu diam,
Dibiarkannya wajahnya cabik terkoyak
Ia paham betul tabiat kabut yang gampang meledak dan bergejolak
Sejenak tentu berlalu
(3)
Kabut tak berpuas diri,
Ia tak sukai, inginnya membakar langit gagal terlampias
Lalu dengan kalap ditumpahkannya desah pada kejap yang berdenyut
Ia puas menggelinjang sendirian
(4)
Sesaat lengang menyergap,
Pikirnya pasti, tak ada lagi nafas liar yang menelikungnya diam-diam
Kini ia telah tuntas menyelesaikan ingin yang memaksa
Semuanya!