Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Admin Ngantuk

25 Oktober 2014   04:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Admin juga manusia sama persis seperti mereka ..

Ia pun kerap tersandung kantuk

Ketika secangkir kopi basinya tinggal menyisakan ampas jelaga

Bung admin jatuh terkulai tersungkur dengkur

(2)

Seketika cerita kata laju menjeda,

Meski ia sempatkan wajah melongok mimpi yang tersendat

Kiranya tiada jumpa buai buih sosok nan indah bestari

Pada ingin yang terbuang segala kejapnya putus menepi sesat

(3)

Ketika admin sungguhan tertelan kantuk,

Semua kata yang bergerombol indah hanya meninggalkan bayang seolah

Tak sua ombak sajak yang sayup sampai tiba mendebur harap

Semua kata diam terperangkap sunyi .. percayalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun