Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Permadani Langit

13 Februari 2015   07:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Di bentang biru angkasa nan tak bertepi

Permadani langit menghampar luas merupa sajadah

Deru mesin jet burung besi rukuk menghamba bertasbih memuji Ilahi

Berserah diri sepenuhnya pada kuasaNya

(2)

Di atas permadani langit

Sangat berasa sungguh tak ada bersisa aku yang merasa seperti Dia

Meski berbagai bintang berderet di kedua pundak

Walau tumpukan harta senantiasa bersorak memuliakan diri di atas bumi

(3)

Allahu Akbar, Allah Maha besar

Tiada kuasa selain hanya kuasaMu saja ya Allah ya Tuhanku

Di punggung bumi kurasa permadaniMu begitu kecil

Ampunkan hamba ya Tuhanku , hanya padaMu saja daku berserah diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun