Mohon tunggu...
Umi Salamah
Umi Salamah Mohon Tunggu... Guru - Rafaeyza n Syafiqa Mom

Dunia begitu indah dan penuh warna. Manusia dilengkapi indera untuk mengalami, merasakan, dan mempelajarinya. Saya suka menjajal semua keanekaragaman yang luar biasa itu _RA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Language Corner di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta

17 Juli 2014   20:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14055790932095273654

[caption id="attachment_333995" align="aligncenter" width="491" caption="http://library.ums.ac.id/muhammadiyah-corner/"][/caption]

Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad adalah Quran surat Al A’laq ayat 1-5. Malaikat Jibril sampai harus mengulangkan beberapa kali kata “Iqro, Bacalah” agar nabi Muhammad paham benar akan makna “membaca.” Makna membaca menjadi sangat luas tafsiranya. membaca bisa apa saja, dan ayat pertama dalam surat Al A’laq ini memiliki arti yang begitu indah; “Bacalah dengan Nama Tuhan Mu yang menciptakan.”

Nilai di balik turunnya wahyu yang pertama ini mencangkup banyak hal. Bisa dikatakan bahwa membaca adalah pembuka; pembuka pengetahuan, pembuka kebenaran. Islam telah memposisikan “membaca” menjadi suatu pekerjaan yang sangat didahulukan dan penting. Sayangnya tidak banyak orang yang menyadari bahwa pentingya membiasakan diri kita untuk membaca. Membaca adalah jalan menuju ilmu dan perpustakaan merupakan rumahnya ilmu.

Kedudukan perpustakaan menjadi sangat penting bahkan keberadaan perpustakaan menjadi salah satu tolak ukur kejayaan Islam dimasa silam. Hal ini berbanding lurus antara pengetahuan (perpustakaan) dengan kemajuan suatu bangsa. Pada masa kejayaan Islam di Andalusia terdapat 20 perpustakaan, yang terkenal diantaranya yaitu; a) Perpustakaan Mosul yang didirikan oleh Ja’far Ibn Muhammad, b) Perpustakaan Cordova yang memiliki koleksi 400.000 judul buku, c) Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo dengan 2000.000 koleksi judul buku dan, d) Perpustakaan Al hakim di Syam dengan 3000.000 koleksi judul buku.

Saya membayangkan begitu agungnya dengan kemegahan dan kesadaran akan menggali pengetahuan yang sangat pesat dan didukung dengan kebijakan pemerintahan Islam dimasa itu yang begitu menghargai akan ilmu dan usaha-usaha mereka dalam membumikan ilmu pengetahuanmelalui penelitian-penelitian di bidang ilmu perbintangan, kedokteran, filsafat, seni budaya dan sebagainya, maka tidak heran Islam mampu mencapai masa kejayaan yang gemilang.

Kampus sebagai lahan pendidikan mengemban tugas yang sangat besar yaitu mengantarkan para generasi muda menjadi generasi inteleqtual, generasi pemikir, generasi yang mau dan menghargai proses untuk menumbuhkan pengertian yang baik, pengetahuan yang baik dan sikap yang baik pula. Suatu kampus dinyatakan gagal apabila pesan-pesan pendidikan tersebut tidak sampai pada mahasiswa sehingga keberadaan perpustakaan dalam lingkup perguruan tinggi amatlah penting sebagai salah satu penyalur pesan pendidikan tersebut.

Perpustakaan UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) mengemban tugas yang begitu mulia melalui motto “Melayani Sepenuh Hati Untuk Meraih Prestasi” berusaha memberikan rumah yang nyaman serta ramah untuk belajar. Saya secara pribadi mengamati benar perbaikan-perbaikan baik dalam hal fasilitas dan pelayanan. Saya (secara sengaja) menanyakan kepada beberapa teman mahasiswa lintas fakultas mengenai bagaimana penilaian mereka terhadap perpustakaan UMS, dan sebagaian besar mereka menilai bahwa perpustakaan UMS cukup nyaman untuk belajar dan mereka merasa cukup bangga dengan perpustakaan UMS yang mereka miliki tersebut.

Bagi saya sendiri perpustakaan merupakan tempat rekreasi. Saya beberapa kali berekreasi ke perpustakaan UGM, UMY, UIN Jogjakarta, STAIN Purwokerto, UIN Surakarta, sampai perpustakaan Daerah Jogjakarta yang terletak di jalan Malioboro. Ada satu hal yang menarik saat saya berkunjung ke perpustakaan UGM dan UMY pada dua perpustakaan tersebut terdapat tempat unik. Menariknya tempat tersebut ramai dikunjungi mahasiswa, yaa.. semacam menjadi tempat favorit para mahasiswa. Tempat tersebut terkenal dengan “corner” di dalamnya mahasiswa terlihat menikmati benar aktivitas belajarnya. Saya sempat bertanya kepada petugas perpustakaan di dua Universitas tersebut mengenai keberadaan corner tersebut. Petugas tersebut menjelaskan bahwa corner-corner di perpustakaan tersebut merupakan program bantuan luar negeri dari Negara corner yang bersangkutan yang lebih difokuskan pada pembelajaran kemampuan berbahasa dan penulisan bahasa asing, sejarah, budaya, hukum sampai pada ranah entertainment Negara tersebut. Aktivitas yang terlihat di corner antara lain listening, reading dan watching. Pada perpustakaan UGM terdapat American corner, sedangkan pada perpustakaan UMY terdapat American corner, English corner, dan Arabic corner. Untuk menarik minat para mahasiswa, corner tersebut sering mengadakan event menarik seperti gelar budaya, focus group discussion (FGD) dan sebagainya.

Universitas Muhammadiyah Surakarta memiliki LC atau Language Center yang juga memiliki fasilitas serupa dengan corner di UMY dan UGM tersebut, namun keberadaan LC UMS kurang termanfaatkan dengan baik, bukan tempat yang favorit bagi mahasiswa, lokasi yang tidak stategis, dan keperluan mahasiswa mengunjungi LC hanya sebatas mengurus nilai bahasa inggris. Hal ini amat sangat disayangkan

Kedepanya mungkin bisa dilakukan jejaring antara perpustakaan UMS dengan LC UMS untuk dapat mengoptimalkan fasilitas masing-masing atau bahkan kedepanya perpustakaan UMS memiliki AMCOR, American corner ataupun sejenis lain yang akan menambah cantik tampilan, fasilitas dan layanan perpustakaan UMS dengan segala ragam kearifanya.

Penambahan corner di perpustakaan UMS InsyaAllah memberikan penilaian lebih ekslusive dalam arti positif dimana para mahasiswa pun memiliki ruang belajar yang lebih banyak tidak sebatas pada layanan perpustakaan yang diberikan secara umum (administrasi, internet, skripsi, sirkulasi, referensi dan cadangan), selain itu, adanya corner juga bisa memanfaatkan layanan audio visual yang selama ini belum terpakai oleh para mahasiswa dengan baik, padahal layanan audio visual dengan fasilitas TV kabel dengan puluhan chanel jadi mubazir karena tidak termanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan layanan yang optimal di berbagai lini oleh mahasiswa tentunya memberikan nilai kepuasan tersendiri baik oleh mahasiswa tidak ketinggalan juga oleh pihak pengelola perpustakaan yang telah memberikan pelayanan terbaik mereka sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan semesta alam.

*Umi Salamah, Fakultas Pendidikan Agama Islam UMS angkatan 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun