[caption caption="Dok.pribadi"][/caption]
SASTRA, KEMERDEKAAN DAN NASIONALUSME
Sejarah sastra berawal dari semangart persatuan tonggak awal saat para pemuda bersatu dalam ikrar sumpah pemuda.
Pada saat ini istilah bahasa lebih banyak menggunakan istilah bahasa asing misal; bupati cup padahal lebih pas piala bupati, misal lain untuk istilah seorang anak yang pandai, a smart boy. Bahasa indonesia memang tidak praktis sehingga kita merasa lebih keren menggunakan bahasa asing. Tetapi walau bagaimanapun kita harus membumikan bahasa kita sendiri. Kita berkewajiban menjaga kebahasan Indonesia.
KESUSTRAAN
Sastra adalah tulisan (sangsekerta) karya tulis rekaan (prosa, novel, puisi dsb)
Sastra membantu menanamkan nilai2 yang berasal dari ajaran agama misal tentang kejujuran, peradaban, kebaikan dan sebagainya. Sastra membuat orang menjadi seimbang antara sisi perasaanya, emosionalitas dan inteleqtualitas. Membaca sastra sebetulnya menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Para2 tokoh-tokoh dunia adalah orang-orang yang banyak membaca sastra.
REMAJA DAN SASTRA
Kualitas membaca para remaja indonesia rendah rata-rata hanya 1 buku tiap bulanya. Tertinggal jauh.. kalah dibanding remaja di Jepang, Singapura dan Eropa.Â
Membaca itu bekal menulis. Menulis adalah sebuah proses. Seperti; suka membaca, suka membuat teks, dan yang paling penting punya kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk memperkaya dunia tulis menulis.
Kemampuan menulis sebenarnya bukan hal yg hebat. Itu hal yang mudah apabila kita terbiasa. Menuangkan ide2 dalam bentuk tulisan.
Dalam surat Al Qolam ayat pertama bacalah.. dan penutup dari surat ini yaitu "dengan perantaraan kalam" tafsiran bebasnya bisa berarti bahwa; Kewajiban seorang muslim adalah menbaca dan menulis. Dengan mengambil hikmah didalamnya untuk Membela agama Allah dengan kebaikan-kebaiksn, kerja keras, kejujuran, kesopanan, keadilan, dan nilai-nilai peradaban yg tertanam didalamnya.
Sebagai orang Islam, semua perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk menulis. Tulisan kita akan dimintai pertanggung jawaban. Artinya tulislah yang didalamnya mengajak kepada pesan-pesan kebaikan, bernilai positif, menginspirasi dan mencegah dari kemungkaran.
Menjadi remaja yg mencintai sastra dimulai dari sekolah, sekolah harus mampu mewadahi dan memberikan fasilitas dengan perpustakaan yg memadai dan lengkap. Seperti jaman keemasan masa lampau para khalifah memiliki ribuan bahkan jutaan koleksi buku yang menjadi sumber pencerahan untuk Dunia Eropa.
Belajar dari Achmad Tohari sastrawan asli Banyumas tetangga jauh saya ini, beliau telah memilih sastra menjadi profesi, passion, jalan hidup sejak jauh. Jauh.. sekali perjalanan beliau sampai karya-karyanya diakui, diapresiasi dan mendapatkan penghargaan. Beliau ini telah keliling Belanda 3 kali, Amerika, Frankfrut. Dan negara lainya. Saat sesi Bulan Bahasa di SMP Al Irsyad Purwokerto kemarin saya sempat berbincang langsung, ngobrol banyak hal sampai jadilah satu artikal ini. Dan suprisenya saya dapat hadiah buku dari beliau "kubah" nice gift.. Alhamdulillah
Mudah-mudahan kita mampu mengikuti jajak gemilang ini.. Aamiin ya Allah..Â