Mohon tunggu...
Kea Kristian Pancahya
Kea Kristian Pancahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Seorang mahasiswa yang senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Rokok: Mendukung Kebebasan atau Kekacauan? Analisis terhadap Bahaya Rokok di Indonesia

23 September 2023   20:36 Diperbarui: 23 September 2023   21:11 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi penulis

“MEROKOK MEMBUNUHMU” tulisan tersebut mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia karena sering terlihat pada iklan rokok maupun bungkus rokok itu sendiri. Perilaku merokok merupakan hal yang sudah lama terjadi di Indonesia. Dengan tingginya tingkat penjualan rokok pada era 2011 silam, sudah banyak sekali kalangan muda dan tua yang merokok. Berdasarkan Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terjadi penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021. Rokok memberikan kesan kepada para penikmatnya tentang kebebasan. Hal tersebut berbanding lurus dengan keinginan banyak orang pada masa ini yaitu menjadi bebas dan merdeka atas apa yang mereka lakukan. Kegiatan merokok ini memenuhi jati diri masyarakat dalam berperilaku secara bebas di negara yang merdeka ini.

Ketika merokok mencerminkan kebebasan, terdapat pula pandangan tentang rokok yang menjadi pengekang karena membunuh penggunanya. Kandungan zat-zat beracun dan adiktif seperti nikotin menimbulkan sifat ketergantungan setelah terlalu sering menggunakannya. Hal ini tentunya membahayakan pengguna tersebut dan juga orang lain yang berada di dekatnya. Telah banyak dilakukan protes terhadap hal ini, tetapi karena tingginya pengaruh industri rokok dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia maka minim perlakuan khusus atas adanya fenomena ini.

Lantas, siapa atau bahkan apa penyebab utama suatu individu mengenal rokok dan menjadi banyak digunakan oleh masyarakat indonesia? Melihat banyaknya pengguna rokok dalam lingkup pertemanan atau pekerjaan ditambah mudahnya akses terhadap rokok dari toko kelontong, maka bisa dipastikan bahwa calon perokok awalnya akan mengenal rokok dari teman atau kerabat dekatnya. Praktek ini dilakukan dengan cepat dan awalnya teman tersebut masih akan skeptis, namun lama kelamaan ia memiliki rasa penasaran yang tinggi dan akhirnya mencoba sekali. Tanpa disadari itu merupakan lubang kelinci kepada adiksi yang berat terhadap rokok.

Perdebatan terhadap efek dari rokok ini kemudian memunculkan berbagai aktor baru dalam persebaran informasi terkait produk tersebut. Pada lingkungan pertemanan kita dapat melihat adanya ajakan untuk merokok yang tinggi di kalangan para remaja khususnya pada area perkuliahan. Namun, tidak sedikit adanya pelatihan dan seminar tentang bahaya rokok yang diselenggarakan oleh universitas untuk mengurangi jumlah perokok muda di Indonesia. Dari hal tersebut kita dapat melihat bahwa sering terdapat tiga sisi dalam memproses informasi tersebut. Kaum muda yang sudah merokok sejak lama cenderung menolak efek buruk yang dijelaskan karena merasa tidak sesuai dengan yang ia rasakan sendiri. Kemudian ada pula yang mendukung gerakan tidak merokok setelah mengetahui kandungan-kandungan buruk yang dimilikinya. Terakhir kita dapat melihat segelintir orang yang merasa informasi yang diberikan atas rokok ini membuang waktu saja karena tidak mempengaruhi hidup mereka sama sekali.

Dari hal tersebut kita dapat melihat adanya garis lintang atas informasi persuasi yaitu penerimaan, penolakan, dan tidak berkomitmen. (Griffin dkk, 2022:182) Peran ego pun memiliki dampak atas sikap yang kita ambil terhadap informasi yang diterima. Dengan melihat kasus perdebatan antara dampak dari rokok di Indonesia, kita dapat memahami bahwa banyak orang yang percaya bahwa rokok tidak memiliki efek yang signifikan terhadap hidup seseorang. Hal tersebut juga didukung dengan adanya banyak promosi dan endorsement pihak rokok dalam event besar seperti konser bahkan pertandingan olahraga. Sebaliknya, para aktivis kesehatan berpendapat bahwa rokok yang memiliki zat adiktif dan mematikan akan menyebabkan kerusakan yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia di tahun yang akan datang jika masyarakat mudanya terus merokok.

Daftar Pustaka

BKPK, H. (2022, June 21). Perokok Dewasa di Indonesia Meningkat Dalam sepuluh Tahun Terakhir - Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan: BKPK Kemenkes. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan | BKPK Kemenkes. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/perokok-dewasa-di-indonesia-meningkat-dalam-sepuluh-tahun-terakhir/   

Griffin, E., Ledbetter, A., & Sparks, G. (2022). A First Look at Communication Theory (11th ed.). McGraw-Hill Higher Education (International). https://bookshelf.vitalsource.com/books/9781265750602 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun