PT.Liga Indonesia sepertinya akan tetap bersikukuh untuk lepas tangan dan menolak ajakan menpora menggulirkan kompetisi. Anehnya tim tim QNB L atau ISL justru patuh pada PT.LI yang sebelumnya ngotot untuk menggulirkan kompetisi. Seperti menjilat ludah sendiri tim tim ini justru membuat liga sendiri yang tentu sangat tidak kredible didepan sponsor. 16 Club tersebut bisa menjadi boomerang pahit jika peserta divisi utama justru ingin kompetisi bergulir. Sponsor akan melirik tim tim divisi utama yang di siarkan televisi dan akan menjadi primadona baru.
Jangan salah justru tim tim divisi utama memiliki jumlah fans yang sangat banyak. Rata rata pengunjung stadion malah jauh lebih banyak ketimbang tim tim ISL. Sebut saja Persis Solo dengan Pasoepati, PSIS dengan Panser Biru, PSS Sleman dengan BCS dan Slemania, PSPS dengan Askar the king dan lain lain. Divisi utama justru akan menampilkan gemerlap yang lebih cerah dari pada liga tarkam buatan PSSI. Tak hayal jika nantinya mereka justru menduduki kasta tertinggi liga Indonesia mulai musim ini.
Menurut data kami, beberapa uji coba tim divisi utama dapat mengimbangi bahkan unggul dengan tim tim QNB L. Artinya dari jenis kualitas permainan agaknya tidak terlalu berbeda dengan QNB L. Justru talenta talenta dan nama nama baru akan muncul ke permukaan sepak bola baru Indonesia. Dan melihat padatnya stadion menambah nilai jual divisi utama yang akan menggantikan QNB L ini. Lalu akankah liga tarkam buatan PSSI ini masih diminati ?
Dengan tanpa penonton dan sponsor akankah mereka bertahan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H