Benci lagaknya yang selalu tinggi
Membawa duri menatap perih
Iringan genderang bak di tabuh bertubi-tubi
Menantang jiwa tunjukkan dia telah memenangkan hati
Dia angkuh, merasa paling ampuh,
Merengkuh jiwa yang pernah berlabuh
Mencibir hati yang masih rindu
Sombong nian gadis di depanku
Bak putri salju dinginnya merasuk kalbu
Ditohok perih sembilu
Ditikam belati, sakitnya semakin menggebu
Tunduk lemah jiwa merasa pilu
Nan rupawan rona mimikmu
Tak harus menjadi angkuh , apalagi merasa berilmu
Gadis itu , dia tak acuh
Melengang bebas dengan sayap keangkuhan sepadan semeru
Membawa separuh jiwa yang masih kurindu
Jepara, 11 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H