Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hamburg: Notes Tisu Membawaku Terbang Tinggi

14 Juli 2016   02:16 Diperbarui: 14 Juli 2016   06:51 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harum darah pertiwi masih kerap memikatku

Dimana cinta jika waktu terbelunggu hanya untuk sebuah lembar kertas pengakuan

Berkali-kali aku kehilangan notes kertas atau tisuku, entah kemana raibnya semua tulisan itu....kebiasaan yang kerap ku lakukan menulis di mana saja ketika hasrat menulis mulai menguasai, dan tak cukup satu ruang karena aku tak suka terpenjara kata

Kulihat sosok tegap dengan dada bidang yang kerap datang di hari jumat menuju senja, dia asyik mengaduk lemon squash sambil sesekali mengernyit seolah berpikir tajam sambil memegang dan mengamati lembaran tisu yang dia pegang, ku amati lamat-lamat sambil berjalan mendekat " itu catatanku  pekikku tertahan...

" sie schierben diese ? " 

Nanar mata itu itu menatapku tajam, aku hanya mengangguk perlahan dengan raut kebingungan...dia merogoh sesuatu dari kantong jas abu-abunya dan kulihat lembaran putih seperti name card terulur di hadapanku...

"datanglah besok ke sini, aku tertarik dengan tulisanmu, jika kau memiliki portofolio bawa untuk tambahan rekomendasimu agar aku tahu seperti apa tulisanmu "

pria itu berdiri dan meninggalkan beberapa lembar euro di samping gelas kosong yang licin tandas tak tersisa, dan kembali mengingatkanku jika dia menungguku esok

Jejak winter belum terhapus dari perut bumi Hamburg, tapi kejutan sisa winter menohok dan membuatku kehabisan kata, otakku langsung bekerja cepat...selesai menyelesaikan kerja paruh waktu di potton cafe segera ku kayuh sepeda dengan laju tercepat, semua tentang portofolio hasil tulisanku...Tuhan, aku tahu Kau tidak akan pernah meninggalkanku....

Hamburg begitu memanjakan mata...kehangatan matahari pertama begitu menggoda, sejenak ku hentikan laju sepedaku hanya untuk menikmati alunan musik jalanan dari pria paruh baya di pinggir jalanan...senyum bahagia serasa meledakan dada...akhirnya semua akan ada jalannya...notes tisuku akhirnya menemukan tuannya...

pengamen ala jerman (dokpri)
pengamen ala jerman (dokpri)
aller anfang ist schwer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun