Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Coblos Semua dan Anomali Politik

19 September 2024   19:25 Diperbarui: 21 September 2024   17:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontestasi lima tahunan bernama pemilu —akan—selalu menorehkan cerita, setidaknya persis sejak 2004 ketika pemilihan secara langsung diselenggarakan (pemilu 2004 adalah pesta demokrasi langsung yang untuk kali pertama dicatat dalam sejarah Indonesia).

Namun, yang kali ini tidak hanya "keras", juga teramat menguras mental.

—

Berbagai kejutan hadir di pemilu 2024, mulai dari yang bisa dimaklumi hingga yang diluar nalar; 

berbeda dari pemilu yang sudah-sudah, tampaknya pemilu 2024 tidak lagi berlangsung dalam konteks pertarungan ide dan gagasan; di mana yang benar dan cemerlang akan menang dan yang sebaliknya akan kalah. 

Rangkaian politik kali ini justru ditandai dengan banyaknya polarisasi antar mereka yang digdaya kekuasaan dengan yang dianggap fakir—dan rakyat pun seolah diminta sabar melihat kelakuan para elitnya yang bisa dikatakan barbar.

Dari jauh yang bisa dipahami, politikus mengalami krisis kepercayaan publik.

Baca juga:

Budaya Malu dan Keterwakilan Rakyat

Tetapi, pemilu belum usai. Pilkada menunggu di depan mata—yang dengan segala dinamika prosesnya, memantik pula rasa ingin tahu.

Jakarta tetap (masih) menjadi cerita.

Jakarta kelak tidak lagi akan menjadi ibu kota negara dan teka-teki siapa saja kontestan yang akan bertarung, pun sudah diketahui khalayak (bahkan hingga dinilai melibatkan instrumen penyelenggara negara); namun Jakarta belum kehilangan pesona.

Riuh Anies Baswedan yang gagal dicalonkan sebagai kandidat gubernur setelah sebelumnya masuk bursa pencalonan tampaknya belum usai; sekarang ada ajakan coblos semua (coblos ketiga kandidat calon gubernur) oleh para simpatisannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun