Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Budaya Malu dan Keterwakilan Rakyat

23 Agustus 2024   00:31 Diperbarui: 23 Agustus 2024   01:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para mahasiswa ada di garda terdepan menolak Revisi UU Pilkada 2024 (Foto oleh Darsil Yahya; Sumber Kompas.com) 

Gambar Peringatan Darurat dengan lambang Garuda berlatar Biru (Sumber via Kompas.com) 
Gambar Peringatan Darurat dengan lambang Garuda berlatar Biru (Sumber via Kompas.com) 

Jika memang benar, rasa-rasanya tidak berlebihan Peringatan Darurat didengungkan oleh rakyat—malah PENTING dan MENDESAK sebagai bentuk fungsi sosialnya dalam bernegara; 

Baca juga:

Dari WNI Ke WNA: Andai Pindah Negara Semudah Pindah Rumah 

jika memang benar budaya malu yang hilang lantas kepentingan siapa yang dibela oleh mereka (baca: anggota dewan) sekarang?

***

Di sinilah, betapa pentingnya para akademisi dan kaum terpelajar untuk mengedukasi masyarakat secara masiv dan berkontinuitas:

menjaga agar masyarakat tidak bodoh dengan tujuan agar idealisme mereka tidak bisa dibeli; agar masyarakat bisa ikut memukul sistem yang berantakan, demi memastikan jika suara masyarakat (suara rakyat) secara keseluruhan tidak disalahgunakan.

Sebaliknya—layaknya ucapan para Guru Besar yang ikut menyuarakan aspirasi: JANGAN BODOHI KAMI DUA KALI—seyogyanya pula masyarakat ikut tercerahkan dan ikut bergerak (tidak tinggal diam) menggeruduk kesewenang-wenangan yang nyata-nyata dan tanpa ampun terus-menerus terjadi di depan mata, yang tampaknya kian hari kian merusak mental. 

Keterlibatan rakyat melalui semua elemen masyarakat menjadi krusial dan vital karena UU putusan MK yang sedang diperjuangkan inilah yang akan menjadi cermin hari-hari ke depan; 

yang tidak hanya berbicara tentang bagaimana keberlanjutan kita sebagai rakyat dalam berdemokrasi, memperoleh dan memperjuangkan keadilan, atau mempertahankan nilai-nilai fundamental kita sebagai bangsa Indonesia; 

namun juga tentang bagaimana upaya menekan harga-harga yang kian membumbung tinggi, mencari solusi tentang akses pendidikan yang tidak merata, menekan laju jumlah para kapitalis, memperjuangkan—untuk memperoleh—kesetaraan, mempertahankan martabat Indonesia di dunia internasional—atau masalah-masalah sistemik nan problematik lainnya. 

Baca juga:

Dari Daycare, Orang Tua Pekerja dan Masalah Sistemik di Dalamnya

Baca juga:

Memutus Rantai KDRT pada Perempuan, Mungkinkah?

Rakyat tidak perlu diwakilkan kali ini: rakyat sendiri yang bersuara—dengan caranya.

Batal Disahkan?

The elite will decide for this country?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun