Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent |

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tawaran Sanksi Nyata untuk PNS yang Bolos Kerja

20 September 2021   04:35 Diperbarui: 22 September 2021   15:00 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para PNS adalah abdi masyarakat. (Sumber: Antara Foto | Foto oleh Yulius Satria Wijaya Via Kompas.com)

Bad news is good news

Sengaja saya mengawali topik pilihan kali ini dengan kalimat di atas karena memang kabar buruk tentang PNS bolos kerja menjadi kabar baik bagi saya untuk menuliskan ini. 

Saya rasa inilah waktunya.

Sebelum jauh saya membahas, saya ingin bercerita sedikit tentang seorang dosen saya yang sangat anti sekali terhadap profesi PNS.

Beliau memberitahu itu ketika beliau mengajar di kelas beberapa tahun ke belakang saat saya menempuh pendidikan diploma komputer. 

Kata beliau, ketidaksukaannya itu menyoal tentang apa yang mereka dapatkan setelah mereka purna tugas (baca: mendapat gaji pensiunan rutin yang dibayar tiap bulan meski tidak lagi bekerja).

Dosen saya itu beranggapan: ketika seseorang berhenti bekerja atas nama profesi, maka seharusnya berhenti pula lah hak yang selama ini ia dapatkan dari melakukan kewajiban profesi tersebut.

Sebenarnya ada lagi. Apa lagi kalau bukan rentetan "tabiat" buruk kebanyakan PNS yang dari A sampai Z—yang sepertinya mengakar kuat di pikiran beliau.

Namun, demi alasan kesopanan, saya tidak akan membahasnya lebih lanjut.

Baiklah, saya cukupkan sampai di sini. Lagipula, saya tidak dapat menduga apa yang menyebabkan beliau sehingga beliau keukeuh pada pilihannya tentang ketidaksukaannya itu.

Saya berharap sih bukan berangkat dari sesuatu yang dianggap pribadi yang kemudian menimbulkan trauma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun