Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Easy Going: Merendah Tak Selalu Baik, Showing Off Tak Selalu Buruk

23 Mei 2021   05:49 Diperbarui: 23 Mei 2021   09:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si easy going akan selalu terlihat menyenangkan dan menjadi sosok yang ramah terhadap orang lain. (Sumber: Pexel/Foto oleh Karolina Grabowska)

Berkenalan dengan orang baru atau blind date adalah dua kegiatan yang sama-sama menegangkan; memacu otak untuk kreatif menciptakan obrolan.

Pun saya demikian sebenarnya.

Tiap kali berkenalan dengan orang baru—lupakan blind date karena saya tidak pernah kencan secara langsung dengan orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya—pikiran saya selalu bertanya dengan penuh telisik, 'seasyik apa sih orang ini nantinya?'

Entahlah itu seperti sudah ter-setting dengan otomatis saja di ruang bawah sadar saya, sama otomatisnya tatkala saya menyambangi ranjang menjelang tidur dan seketika itu pula kaki saya tak henti-hentinya mendusel-dusel—hal mengasyikkan yang tanpa sadar saya lakukan dan tentu saja tak harus melibatkan orang.

Tapi, tulisan ini bukan hendak membahas sensasi berkenalan dengan orang baru—atau blind date seperti  prolog yang saya kemukakan di awal.

Bicara "asyik", seberapa asyik sih kamu?

Pernahkah kau bertanya langsung terhadap orang-orang yang kau kenal tentang itu? Apa tanggapan mereka?

Kalau belum pernah kau menanyakannya, coba besok atau beberapa menit dari sekarang—tentu saja setelah kau selesai membaca tulisan ini—kau boleh melakukannya.

Saya sih setuju tiap orang harus—sebisa mungkin—baik dan asyik terhadap semua orang.

Tapi, pada kenyataannya tidak 'selalu' demikian. Jika semua orang baik dan asyik seperti yang kita harapkan tidak mungkin ada istilah:

tidak ada kawan atau lawan, yang ada hanya kepentingan.

Ups.

Cerita-cerita seperti ini kerap terjadi di lingkungan kerja—tempat yang sarat dengan tekanan yang membabi buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun