Perkara berhadapan dengan calon mertua saya sudah punya beberapa pengalaman sih, jadi jangan ditanya lagi bagaimana sensasinya. Tapi, dalam tulisan ini saya tidak mau buka-bukaan.Â
Lagipula, memang sepenting apa sih kisah asmara saya untuk diketahui banyak orang? Karena, saya bukan artis yang pantas dikulik-kulik, yang jelas menyoal calon mertua saya agak sedikit sentimental.Â
Ya, seperti orang-orang yang pernah punya cerita perihal bertandang ke rumah calon mertua, dag dig dug tentu ada. Gugup jangan ditanya. Sependek ingatan saya, telapak tangan saya pernah sampai mengeluarkan keringat—merembes di garis-garis telapak tangan—saking tak karuannya hati saya ketika itu, padahal saya bukan orang yang punya riwayat penyakit jantung atau paru-paru sebelumnya.
Saat itu, berulang kali si dia berusaha menenangkan dan menguatkan saya. Dari tatapannya seolah dia berusaha memberi saya stimulus agar bisa melewati malam yang amat menegangkan itu—setelah beberapa hari sebelumnya saya menolak mati-matian untuk setuju memenuhi undangan ayah dan ibunya untuk datang ke rumah dengan alasan belum siap—dengan baik.Â
Kalau diingat-ingat kocak juga saya waktu itu. Seluruh kepercayaan diri saya sebagai manusia seolah lenyap. Meskipun saya bukan tipikal orang yang banyak bicara tetapi dalam kehidupan nyata, saya adalah orang yang selalu penuh dengan rasa percaya diri—kalau tidak ingin dikatakan narsis dan blak-blakan. Namun, tidak malam itu.
Jangan bingung, si dia yang saya maksud adalah salah satu mantan pacar saya dan yang saya uraikan di atas adalah pengalaman saya ketika diminta kedua orang tuanya bertandang ke rumah mereka.
Hush, kenapa jadi melebar begini sih? Bukankah saya tadi sudah bilang kalau kisah asmara saya ngga penting-penting amat?
Oke, baiklah, sebagai gantinya, bagaimana kalau saya lemparkan satu pertanyaan?
Pertanyaannya adalah, berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengenali calon mertua sejak pertama kali berkenalan sebelum mengambil keputusan menikah—atau tidak?
Terkesan seperti menodong sekali kan pertanyaannya?
Tapi, memang itu tujuan saya.