Mohon tunggu...
Karen Jessica Siahaan
Karen Jessica Siahaan Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

Tulisan sederhana dari seorang murid yang masih (baru) belajar, semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

500 Tahun Reformasi, Menebus Kehidupan

31 Oktober 2017   22:21 Diperbarui: 31 Oktober 2017   22:32 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

500 tahun yang lalu, tepat 31 Oktober, ada sebuah hal yang lebih dari sekedar Halloween.

Hari ini di tahun 1517, seorang yang bernama Martin Luther memakukan 95 Tesis berisi kegelisahan hatinya terhadap gereja di jaman itu. "Keselamatan adalah semata anugerah Tuhan!" "Tidak ada usaha dan perbuatan baik manusia yang mampu menyelamatkan manusia dari keberdosaannya."

95 tesis tersebut, menjadi awal atas perubahan besar yang terus terjadi hingga saat ini. Hari ini menjadi momentum bagi gerakan Reformasi, yang memulai apa yang kita kenal sebagai Kristen Protestan.

Reformasi yang dimulai atas pembaharuan iman tidak hanya berhenti dalam kebenaran agama. Reformasi menjadi suatu momen bagi umat Kristen, untuk sadar bahwa Tuhan tidak hanya seratus persen menebus kita dari dosa. Ia juga adalah Allah yang menebus seluruh aspek dalam kehidupan kita, sebagai manusia.

Reformasi berdampak pada perubahan sejarah. Hidup ini tidak lagi dianggap hina dan fana, namun ada suatu pemahaman yang baru, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang melayakkan segala bagian dalam kehidupan kita, termasuk dalam keseharian kita dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari, namun juga Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi, Hukum, Budaya, dan aspek lainnya. Reformasi dan Firman Tuhan merasuk dan merembes menjadi intisari dari kehidupan umat Kristen, sehingga membentuk suatu akal budi dan pikiran, yang didorong oleh iman, untuk memiliki cinta kasih dan bertindak sesuai kehendak Tuhan. 

Akhirnya, segala hal dapat kita tarik menuju Firman yang Hidup, dan hal ini merupakan sukacita yang besar bagi umat Tuhan. Banyak hal yang saat itu hanya terbatas dipikirkan dalam aspek Agama dan oleh para rohaniawan, kini dapat dihidupi oleh petani, pedagang, bahkan pelukis. Semua orang mengerjakan kemuliaan Tuhan, sehingga semangat menghasilkan "yang terbaik seperti bagi Tuhan" menjadi "spirit zaman", yang membangkitkan etos kerja dan ilmu pengetahuan, dan menjadi awal atas berbagai terobosan, mulai dari jam tangan terbaik Swiss, hingga ide-ide penegakan HAM dunia.

Pada akhirnya, segala sesuatu adalah bagi kemuliaan Tuhan. Bagian kita saat ini, adalah untuk mengerjakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun