Mohon tunggu...
Kaylee Iryananta Gunawan
Kaylee Iryananta Gunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Musim Kemarau Melanda Indonesia

3 November 2023   08:54 Diperbarui: 3 November 2023   09:10 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Musim Kemarau Melanda Indonesia

 

           Dilansir dari (jatimprov.go.id). Musim kemarau adalah periode yang sering ditandai dengan cuaca panas dan kering yang ekstrem. Selain meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, musim kemarau juga mengancam pasokan air bersih, pertanian, dan ekosistem alam.

       Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mereka memprediksi musim kemarau terjadi mulai dari akhir Mei hingga akhir bulan September, namun sebentar lagi akan berganti ke bulan November tetapi sebagian besar wilayah di Indonesia termasuk Jabodetabek masih musim kemarau, bahkan dilansir dari (Beautynesia.id) suhu di jabodetabek pada siang hari dapat mencapai suhu 33-37 derajat celcius.

           Dikutip dari (Kompas.com). Musim kemarau disebabkan oleh El Nino dan La Nina, dikutip juga dari situs resi kedeputian bidang klimatologi BMKG, El Nino adalah fenomena anomali suhu permukaan laut di Samudra pasifik di Pantai barat ekuador dan peru yang lebih tinggi daripada rata rata normalnya. El Nino merupakan istilah yang berasal dari Bahasa spanyol yang berarti ‘ Anak laki laki ‘.

           Dalam kondisi yang berbeda, terjadi anomaly pendinginan lautan di Samudra pasifik bagian timur dan tengah yang berkebalikan dengan El Nino, sehingga dinamai La Nina yang dalam Bahasa spanyol berarti ‘ Si Gadis ‘.

           Fenomena El Nino menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya. Selain itu, El Nino juga mengakibatkan musim kemarau lebih kering, lebih panjang, dan suhu lebih panas.

           “Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati diambil dari laman resmi BMKG.

           Namun dikutip dari (Kompas.id). Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek sempat diguyur hujan beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebut bahwa saat ini sejumlah daerah di Indonesia telah memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

           Deputi Bidang Meterologi BMKG Guswanto menyampaikan, saat ini pada periode akhir Oktober menuju awal November merupakan periode peralihan musim dari kemarau ke hujan atau dikenal dengan istilah pancaroba. Fenomena cuaca yang ada di periode pancaroba ini cukup unik dan khas dengan potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam durasi singkat dan sporadis termasuk disertai kilat petir serta angin kencang.

Kesimpulan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun