Mohon tunggu...
kayla talitha ramadhani
kayla talitha ramadhani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Loreng Untuk Ayah

23 November 2024   15:45 Diperbarui: 23 November 2024   16:10 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Rahmat terkejut lalu memeluk anaknya bangga “Sekali lagi ayah yakin engkau pasti sukses nak doa terbaik akan menyertai mu”. 

“Jaga diri ya Yah, nanti tiap minggu akan Anton kirim surat ke Ayah, jika Anton sudah menjadi tentara ayah harus datang di pelantikan anak mu ini” ucap Anton meyakinkan Pak Rahmat

“Siap, Ayah datang komandan!”. Jawab Pak Rahmat menggoda Anton dan mereka tertawa bersama.

Langkah demi langkah Anton jalani melewati tes kesehatan, administrasi, kebugaran jasmani, dan tes terakhir yaitu tes psikologi yang menuntunnya agar dapat lolos menjadi TNI. Hari pengumuman pun tiba Anton tetap sabar dalam menunggu pengumuman tersebut hingga pada akhirnya semua anggota angkatan yang daftar bersama Anton ternyata lolos dalam tahap seleksi. Begitu bangga Anton terhadap kerja keras nya selama ini. Ia menangis teringat sang ayah yang mungkin sekarang menunggu surat darinya. Latihan adalah makanan sehari hari Anton sebagai calon tentara hingga pada akhirnya akan tiba waktu pelantikan seluruh calon anggota tentara baru. Seminggu sebelum pelantikan, Anton mengirim surat kepada sang ayah agar bisa datang di acara pelantikannya. Ia harap sang ayah bisa datang dengan antusias menyambut anaknya yang sukses mencapai mimpinya selama ini. Tibalah saat pelantikan, Anton yang sedang berbaris menunggu seseorang datang memeluknya seperti anggota lain yang di peluk hangat oleh keluarga. Anton sangat menunggu lama dan berfikir apakah ayahnya tidak datang padahal semua keluarga sudah bertebaran dan menyambut anaknya. Ia hampir menangis dan khawatir terhadap ayahnya, Komandan Anton datang memeluk Anton yang iba melihat Anton tetap setia menunggu sang ayah, Anton meneteskan air mata karena pikirnya sang ayah tidak datang. Namun Anton salah ternyata di belakang Komandan terpampang wajah seorang laki laki paruh baya dengan sorot mata yang layu terkejut melihat anak nya benar benar menjadi seorang tentara. Anton menangis tersedu sedu dan langsung memeluk erat melihat sang ayah datang di pelantikannnya menjadi seorang Tentara. Kini mimpi Anton telah terwujud, ia berhasil membuat seorang anak buruh tani yang tidak di hargai, menjadi seorang Tentara. Kini tidak ada lagi yang akan menyepelekan Pak Rahmat, berkat Anton yang telah berhasil mengangkat derajat sang ayah tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun